Jumat, 17 Januari 2014

PENGUJIAN MARSHALL

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap   kelelehan plastisitas ( flow ) dari campuran aspal .

Tahap pembuatan benda uji :
  1. Agregat dikeringkan pada  suhu 105 – 110 °C  selama 24 jam, keluarkan dari alat pengering ( oven ) dan tunggu sampai beratnya tetap.
  2. Agregat dipisahkan kedalam fraksi-fraksi yang dikehendaki ( sesuai spek ) dengan cara penyaringan.
  3. Bahan disiapkan untuk benda uji yang diperlukan yaitu agregat sebanyak ± 1200gram.
  4. Pencampuran agregat agar sesuai dengan gradasi yang diinginkan dilakukan dengan cara mengambil nilai tengah dari batas spek. Untuk memperoleh berat agregat yang diperlukan dari masing-masing fraksi untuk membuat satu benda uji adalah dengan mengalikan nilai tengah tersebut terhadap total berat agregat.
  5. Panci pencampur beserta agregat dipanaskan kira-kira 28 oC diatas suhu pencampuran untuk aspal padat, bila menggunakan aspal cair pemanasan sampai 14 oC diatas suhu pencampuran.
  6. Aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan dituangkan sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut, kemudian aduklah dengan cepat, dengan tetap mempertahankan masih di dalam rentang suhu pemadatan, sampai agregat terselimuti aspal secara merata.
  7. Sementara itu, atau sebelumnya, perlu disiapkan alat untuk memadatkan,yaitu dengan membersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dengan seksama dan panaskan sampai suhu antara 93,3 – 148,9 oC.
  8. Cetakan diletakkan diatas landasan pemadat dan tahan dengan pemegang cetakan.
  9. Selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut ukuran cetakan diletakkan ke dalam dasar cetakan.
  10. Seluruh campuran dimasukkan kedalam kedalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-keras dengan spatula yang dipanaskan sebanyak 15 kali keliling pinggirnya dan 10 kali di bagian tengahnya.
  11. Alat pemadat disiapkan dan dilakukan pemadatan debgan menumbuk spesimen dengan jumlah tumbukan sebanyak 35, 50, atau 75 yang disesuaikan dengan jenis lalu lintas yang direncanakan.
  12. Tumbukan dilakukan dengan tinggi jatuh 457,2 mm dan selama pemadatan harus diperhatikan agar kedudukan sumbu palu pemadat selalu tegak lurus pada alas cetakan.
  13. Pelat alas berikut leher sambung dilepaskan dari cetakan benda uji, kemudian cetakan yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat alas berikut leher sambung pada cetakan yang dibalikkan tadi. Lakukan penumbukan lagi dengan jumlah yang sama.
  14. Keping alas dilepaskan dan dinginkan sampai diperkirakan tidak akan terjadi perubahan bentuk jika benda uji dikeluarkan dari mold. Untuk mempercepat proses pendinginan, dapat digunakan kipas angin. Proses pendinginan biasanya dilakukan sekitar 2 – 3 jam.
  15. Benda uji atau spesimen Marshall dikeluarkan dari mold dengan hati-hati dan kemudian letakkan spesimen pada permukaan yang rata dan biarkan sampai benar-benar dingin. Sebaiknya didiamkan pada suhu ruang selama 24 jam.

Untuk mendapatkan temperature benda uji sesuai dengan temperature terpanas di lapangan, maka sebelum dilakukan pemeriksaan benda uji dipanaskan terlebih dahulu selama 30 atau 40 menit dengan temperature 60 °C di dalam water bath. Pengukuran dilakukan dengan menempatkan benda uji pada alat Marshall dan beban diberikan kepada benda uji dengan kecepatan 2 inci/menit atau 51 mm/menit. Beban pada saat terjadi keruntuhan dibaca pada arloji pengukur dari proving ring, deformasi yang terjadi pada saat itu merupakan nilai flow yang dapat dibaca pada flowmeternya. Nilai stabilitas merupakan nilai arloji pengukur dikalikan dengan nilai kalibrasi proving ring dan dikoreksi dengan angka koreksi akibat variasi ketinggian benda uji.
 
Perhitungan Parameter Marshall Lainnya
Setelah uji Marshall dilakukan, maka dilanjutkan dengan perhitungan untuk menentukan:
1.      Marshall Quotient (MQ) adalah rasio antara nilai stabilitas dan kelelehan
2.      Berat volume benda uji
3.      Volume pori dalam benda uji (VIM)
4.      Volume antara agregat dalam benda uji (VMA)
5.      Volume antara agregat yang terisi oleh aspal (VFA)
6.      Tebal selimut aspal
untuk hasil perhitungan dapat dilihat disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar